Asal mula tradisi syawalan ini adalah sebagai berikut, pada tanggal 8 Syawal masyarakat Krapyak berhari raya kembali setelah berpuasa 6 hari, dalam kesempatan ini, mereka membuat acara ‘open house’ menerima para tamu baik dari luar desa dan luar kota. Warga merayakan datangnya bulan Syawal. Tepatnya berada di Gang 8 Krapyak Kidul, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, tradisi ini bermula. Bukan ketupat, apem, atau lepet. Sejak 1885, masyarakat setempat merayakan Syawalan dengan membuat kue lopis. Proses pembuatannya dibutuhkan waktu mengukus selama tiga hari tiga malam agar lopis benar-benar masak. Diperlukan 450 kuintal beras ketan, 250 lembar daun pisang dan 48 batang bambu untuk membuatnya. Lopis raksasa tersebut kemudian dipotong dan dibagi-bagikan kepada para pengunjung. Biasanya para pengunjung akan berebut untuk mendapatkan lopis beserta daunnya. Pengunjung percaya daun bekas bungkus lopis tersebut memiliki khasiat keberkahan, baik untuk jodoh atau menambah rezeki. Tradisi syawalan pada 2022 ini bahkan memiliki tinggi sekitar 188 sentimeter dan diameter 88 sentimeter. Beratnya diperkirakan mencapai 1,4 ton lebih. Lantaran keunikannya itu, wajar saja jika tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun tersebut mampu menarik ribuan pengunjung. Hal ini diketahui oleh masyarakat diluar krapyak, sehingga merekapun tidak mengadakan kunjungan silaturahmi pada hari-hari antara tanggal 2 hingga 7 dalam bulan Syawal, melainkan berbondong-bondong berkunjung pada tanggal 8 Syawal. Yang demikian ini berkembang luas, bahkan meningkat terus dari masa ke masa sehingga terjadilah tradisi Syawalan seperti sekarang ini.Ribuan warga datang ke Kawasan Krapyak Pekalongan utnuk mengikuti tradisi syawalan dengan cara memotong lopis raksasa dan membagikannya secara gratis. Syawalan merupakan tradisi masyarakat Kota Pekalongan khususnya masyarakat Daerah Krapyak di bagian utara Kota Pekalongan, yang dilaksanakan pada setiap hari ketujuh (8 Syawal) sesudah Hari Raya Idul Fitri.Awalnya jajanan tradisional tersebut hanya digunakan sebagai suguhan kepada tamu yang datang di Hari Raya Lebaran sebagai simbol pengikat rasa kekeluargaan antar sesama muslim.Masyarakat Krapyak juga biasanya menyediakan makanan ringan dan minuman secara gratis kepada para pengunjung. Masyarakat juga biasanya menggelar kegiatan hiburan, pentas seni dan lomba-lomba serta menghias kampung untuk memeriahkan tradisi ini.Tradisi syawalan di Pekalongan dengan membuat kue lopis , banyak ditemukan di Krapyak, Kota Pekalongan, terutama pada puncak syawalan. Kue berbahan dasar beras ketan ini, Kue lopis yang empuk mulur paling enak dicocol kelapa parut atau kinca.
.
Sejumlah warga melakukan ritual Perang Obor di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (5 Mei 2023) malam. Perang Obor...
Prosesi menjelang perayaan Waisak tersebut merupakan tradisi pemberian derma dari umat kepada para biksu. Derma yang diberikan berwujud macam-macam, seperti makanan, minuman, dan uang.
Pada...
Perjalanan ke Candi Borobudur oleh sejumlah biksu asal Thailand yang melakukan ritual Thudong, Senin (29 Mei 2023). Jumlah 32 biksu tersebut meninggalkan Kota Semarang.
Para...